Saturday, August 4, 2018

Sebaiknya Pemula Memilih Pot Tanah Liat


Ada yang kapok menanam tanaman hias daun? Sepertinya Anda terlalu mencintai tanaman Anda, sehingga terlalu besar perhatian dan curahan kasih sayang terhadap mereka.

Ada satu hal yang selalu dan sering sekali terdengar ketika kita senang dengan tanaman lalu dengan semangat yang berkobar menyirami setiap hari seakan salah jika kita alpa dengan harapan lekas tumbuh besar dan subur si tanaman kesayangan.

Itulah awal-awal saya dulu... ada yang seperti saya....?

Jika iya seperti itu, maka pot berbahan dasar tanah liat adalah yang wajib digunakan khususnya bagi pemula yang sering mewafatkan tanamanan kesayangannya.

Mengapa tanah liat? Karena pot berbahan dasar plastik tidak akan mampu menyerap kelebihan air di dalam media tanam seperti halnya pot dari tanah liat.

Kelebihan pot tanah liat/teracotta/gerabah adalah bahannya yang berasal dari tanah, sehingga memiliki banyak pori yang dapat dengan mudah menyerap kelebihan cairan di dalam media tanam.

Hal tersebut menjadikan perakaran tanaman lebih aman dan tidak lekas busuk sehingga tanaman menjadi lebih bahagia dan dapat tumbuh dengan lebih baik.

Saat ini sedang trend kembali digunakanya pot-pot berbahan dasar tanah liat dengan berbagai bentuk yang lucu dan unik, membuat tanaman semakin terlihat menawan dan sedap dipandang mata.

Sayangnya belum semua tempat menyediakan pot-pot dari tanah liat dengan penampilan yang kekinian sehingga memperolehnya pun tidak jarang kita harus membelinya secara online.

Jika memang diperlukan, siapkan saja pot tanah liat apa adanya, seperti halnya saya, di tempat saya berdomisili hanya dijual pot tanah liat yang dipergunakan untuk anggrek, dengan lubang udara yang terlalu banyak, sehingga saya siasati menutup lubang tersebut menggunakan selotip dari dalam potnya, tidak diasangka tanamanpun terlihat bagus dengan pot anggrek bulat.

Yuk... bertanam dan hijaukan rumah lagi...

Kapok Menanam Alocasia Silver Dragon Scale? Ini Cerita Saya

Cara merawat alocasia silver dragon scale

Bismillah
Banyak cerita tentang horornya merawat si alocasia dragon silver ini, mulai dari membusuknya daun satu persatu, tangkai yang tiba-tiba letoy, daun menguning kompak bersamaan, de es be de es be.

Awal mengira dikarenakan tanaman yang stress saat jalan dibawa pulang, saat repotting, de es be de es be.

Memang dari segi fisik, alocasia jenis ini nampak rapuh dan mudah patah dibagian batang daunnya, polos... kaku... namun riskan patah.

Saya kira, hal ini lah yang menyebabkan batang mudah sekali busuk ketika dia bersinggungan dengan media yang terlalu basah dan dalam jangka waktu yang lama.

Nah, masalahnya lagi, bagi sebagian pecinta tanaman hias adalah harga alocasia super keren ini yang dibandrol dengan harga yang tidaklah seekonomis tanaman hias lainnya.

Dengan motif garis merah marun disebalik daunnya namun berwarna silver dengan gurat daun yang terlihat gelap kontras, membuatnya galak namun sangat mempesona ketika sudah merimbun dengan sehatnya, harganya sebanding dengan kecantikan yang ditawarkan.

Dengan pesonanya itu, mampu menarik perhatian siapa saja yang memang hobby dengan tanaman hias, sampai bagi yang belum mengenal betul karakteristik si alocasia silver dragon hingga tergoda memilikinya lagi walau pun telah sekian kali pernah membuatnya merana.

Di atas tadi sudah saya singgung mengenai batang polos nya yang kaku nan rapuh, lalu bagaimana seharusnya memperlakukan si alocasia silver ini?

Berikut pengalaman saya dalam merawat si silver dragon tanpa bermaksud menggurui yang lebih banyak pengalamannya dari pada saya sendiri, hanya mencoba memberi sedikit info tentang pengalaman pribadi bagi siapapun yang membutuhkan terutama bagi pemula yang hendak memiliki tanaman ini.

Saat itu, tanaman ini mulai menunjukkan tanda-tanda setengah daunnya yang membusuk, sepertinya saya mulai terlalu rajin menyiraminya, dan benar saja, kecintaan berlebihan saya ini malah menuai kecelakaan bagi si cantik dragon scale, dari situ mulailah untuk mencoba menahan diri untuk memanjakan tanaman ini dengan guyuran air yang terlalu sering.

Dari yang saya perhatikan, banyak orang yang mencintai tanamannya dengan cara yang salah satunya adalah menyiraminya setiap hari setiap sore seakan haram untuk lupa, padahal mencintai tanaman bukan mutlak seperti itu bukan... yah... dan saya pun bukannya tidak pernah melalukan kesalahan-kesalah ini.

Mencintai tanaman hendaklah dengan mengetahui kebutuhan-kebutuhan ataupun hal yang tidak diperlukan oleh tanaman tersebut, dan salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh sebagian orang termasuk saya pada tanaman alocasia dragon ini adalah over watering. Sedih sudah pasti jika tanaman kesayangan menderita di tangan sendiri...

Dan mudah-mudahan pengalaman seperti ini tidaklah menyurutkan kita untuk bertanam kembali, karena sejatinya hanyalah pengetahuan kita saja yang kurang akan tanaman-tanaman tertentu. Karena yang namanya tanaman, tidak semuanya sama...

Cara Merawat Alocasia Silver Dragon Scale


Hal-hal yang harus diperhatikan:

  1. Pertama, cobalah untuk sesekali tidak berfikir untuk segera mengganti media tanam dari tanaman yang baru saja Anda dapat dari penjualnya, karena tanaman itu sebelumnya juga sudah dirawat dan diberi media yang sesuai dengan kebutuhannya oleh si penjual, cobalah mengobservasi kesejahteraan tanaman hingga beberapa minggu ke depan, bila tanaman nampak sehat dan memunculkan tunas daun baru, artinya tanaman baik-baik saja dan cocok dengan medianya, jadi tak harus melulu merisaukan media yang asalnya dari petani/penjual jika memang tidak ada masalah dibeberapa minggu kehidupannya di tangan Anda
  2. Tanyakan kepada penjual seberapa sering tanaman tersebut disiram, kalau saya pribadi harus melihat medianya dulu, karena disebabkan faktor beda penjual beda pula dalam hal memberi media tanam, lebih baik perhatikan jika media sudah mulai mengering 1 cm dari permukaan tanahnya maka sudah saatnya tanaman disiram
  3. Jangan ragu membongkar media jika ada tanda kurang baik dari tanaman, ganti media dengan yang baru dan lebih porous, perhatikan saat menimbun batang terbawah dekat dengan perakaran, karena sensitif sekali dengan air maka bisa disiasati dengan memberi kerikil kecil disekitarnya, kalau saya hanya pakai cocopeat murni untuk menutupinya seperti pada gambar di atas.
  4. Usahakan menyiram tanaman ini tidak pas di tempat yang mengenai batang bawahnya, atau dengan kata lain disekeliling dekat mulut pot
  5. Alocasia dragon sangat menyukai terang, sedapat mungkin letakkan pada tempat yang banyak mendapat sinar namun tidak terpapar matahari secara langsung, bila terlalu teduh/gelap akan membuatnya perlahan merana.
  6. Jangan mecoba memberinya pupuk NPK daun ketika tanaman baru ditanam ulang, karena tanaman yang baru dipindahkan biasanya mengalami sedikit stress akibat perakaran yang diganggu, berilah sedikit sekali pupuk NPK ketika tanaman sudah terlihat betul-betul sehat setelah 1 atau 2 bulan sejak pindah pot.


Nah, mudah-mudahan dengan info sekelumit ini dapat memberi secercah cahaya bagi yang akan berencana menambah momongan baru barupa si dragon scale atau pun bagi yang telah memiliki namun menemui masalah dengan anak hijaunya ini semoga lekas teratasi dan kembali membaik.

Alocasia silver dragon scale akan sangat cantik dan cocok dipadukan dengan pot gerabah, karena pot gerabah sangat berpori dan mudah menyerap kelebihan kelembaban, sehingga sangat disarankan untuk menanam alocasia dragon.

Semoga bermanfaat ya... 

Friday, August 3, 2018

Si Hijau Velvet Philodendron Gloriosum, Tips Membeli


Rimbun, sangat mencuri hati saya.
Warnanya yang hijau velvet/beludru, tulang daunnya yang menyala, bentuk yang menyerupai hati dan warna daun mudanya yang nge-pink, gloriosum si sederhana namun memukau.

Perawatannya tidak sulit, cukup ditempatkan di teduh namun terang/cukup cahaya matahari, tapi beberapa kawan masih aja ada yang kesulitan, dari daun menguning hingga tersisa bonggolnya saja.

Tanaman ini termasuk philodendron, sehingga tidak menyukai air terlalu banyak, kalau saya sih suka media tanam yang porous seperti yang didapat sejak dari penjualnya, sekam mentah dengan jumlah banyak dan sedikit unsur tanah, tinggal menambahi kotoran kambing sebagai nutrisi dan NPK daun jika diperlukan.

Yang ingin saya bagi di tulisan kali ini adalah tips memilih tanaman philo gloriosum. Sebetulnya berlaku juga untuk tanaman philo lainnya seperti plowmanii, monstera ataupun lainnya.



Tips memilih tanaman philo gloriosum dan yang sejenisnya:


  1. Pilihlah tanaman yang berdaun banyak, 2 atau 3 misalnya, kenapa? Karena philo-philo ini dari yang saya perhatikan, tumbuhnya satu daun baru yang disusul dengan wafatnya satu daun tua yang lainnya, adapun jika dia bertambah daunnya tanpa adanya kematian daun tua, biasanya karena faktor usia penanaman yang telah memakan waktu cukup lama atau faktor semakin berkembangnya akar/bonggol, nah jika Kawan memilih tanaman yang hanya memiliki 1 daun saja, silahkan dideskripsikan sendiri-sendiri ya... 
  2. Periksa perakaran dengan mengangkat batang tanaman, jika polibag ikut terangkat tanpa tanaman tercabut dari polibagnya artinya tanaman telah berakar, kenapa sampai begitu? Karena dulu saya pernah diberi bibit tanaman philo yang hanya memiliki satu daun saja yang ternyata baru dipotong dari indukannya alias belum memiliki akar, tapi tanaman sudah buru-buru dijual, wallahualam ya... ada banyak faktor, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata saja


Saya rasa cukup 2 point di atas... jika ada info tambahan silahkan dilayangkan di kolom komentar...

Philodendron gloriosum cukup tahan juga menghiasi ruang di dalam rumah/indoor sampai beberapa hari, jangan lupa dijemur pagi ya... saya suka tanaman ini, si tahan banting dengan batang daunnya yang meliuk tinggi bagai leher jerapah, kece dan tidaklah mahal...

Wednesday, August 1, 2018

Mencangkok Tanaman Monstera, Pakai Media Porous Ya...

Mencangkok tanaman monstera cara memperbanyak dengan tepat

Bismillah
Halo.... saya baru saja mencangkok tanaman yang dikenal dengan nama monstera, tanaman kece yang memiliki daun berwarna hijau pekat dengan bentuk cenderung membulat lebar serta sangat unik karena dapat membelah seperti tersobek yang teratur, pun juga dapat berlubang.

Tanaman monstera ini tergolong keluarga philodendron, sangat cocok ditempatkan di tempat yang teduh, serta tidak begitu menyukai media tanam yang terlalu banyak menyimpan air.

Belakangan, tanaman yang sangat viral di kalangan plant lover ini menjadi penghias ruang tamu, ruang kerja, tempat santai yang berada di dalam ruangan / indoor, bahkan menghiasi ruangan-ruangan yang ada di toko sehingga menjadikan suasana lebih berkesan dan menyenangkan.

Oleh karena itu tak heran jika harganya pun menjadi lebih tinggi, saya sangat memaklumi, karena yang namanya permintaan tinggi selalu diikuti dengan kenaikan harga, semakin banyak peminat maka semakin terbatas juga ketersediaannya di penjual tanaman maupun di kebun-kebun petani.

Namun, bukan itu kan, yang akan dibahas di tulisan ini hehehe...

Banyaknya peminat akan tanaman yang sedang kekinian ini, menjadikan pemicu semangat bagi beberapa kawan yang ingin mencoba memperbanyak tanaman dengan beberapa cara seperti mencacah umbinya dan juga dengan memotong dahan yang telah keluar akar angin.

Bagi saya, memotong dahan yang telah mengeluarkan akar angin adalah cara yang paling bagus karena kesempatan hidup tanaman akan lebih tinggi.

Namun, jika kadang penanganan kurang tepat, dapat menyebabkan tanaman stress karena sejatinya akar angin belumlah siap menyerap nutrisi yang ada dalam tanah dikarenakan belum terbentuknya akar aktif yang sebenarnya.

Akibatnya, pucuk atau bakal daun tanaman dapat tumbuh kurang sempurna keadaanya, tentu saja ini akan mengganggu penampilan tanaman untuk selanjutnya.

Walaupun keadaan ini hanya sementara (stress setelah dipotong/tahap penyesuaian diri), namun ada cara lain yang dapat dilakukan untuk menghindari hal seperti di atas karena dapat mempersingkat waktu bagi tanaman untuk beradaptasi dan lebih memperbesar peluang hidup sehat tanpa banyak menderita.

Waktu untuk recovery tanaman stress sampai dia bisa tumbuh baik nan cantik lumayan lama loh... jadi kalau saya lebih baik bersusah-susah sebentar saja namun hasilnya dapat sangat memuaskan dengan sedikit sekali resiko tanaman tersiksa.


Benar sekali jika kita sudah memilih bagian batang yang mengeluarkan akar angin untuk dipotong dan ditanam lagi, namun stop keinginan untuk memotongnya dulu ya... 

Tidak bermaksud menggurui yang sudah pintar sebelumnya, bagi petani mungkin tinggal crok-crok bonggol dan pendem dalam media, tunggu sampe keluar tunas baru, kelar acara...

Penikmat tanaman memang tinggal meneruskan hasil kerja dari petani, saat tanaman yang kita beli dari lapak penjual tanaman dengan kondisi apa adanya, lalu dirawat dengan sepenuh jiwa... di situ kita memulai proses bersabar dan memupuk kasih sayang menunggu pucuk demi pucuk daun barunya yang berkilau, melindungi dari cahaya terik yang menghanguskan, mengelapnya dengan lembut... endebre-endebre...

Dan saya tetap memilih untuk tidak memotong dulu dahan itu, dengan menunggu akar angin tersebut mengeluarkan akar-akar aktifnya, yaitu dengan cara seperti saat akan mencangkok tanaman pada umumnya, hanya saja mencangkok pada tanaman monstera jauh lebih mudah dilakukan karena sudah tersedia akar yang tinggal menunggu diaktifkan.

Berbeda halnya pada tanaman lain dimana kita harus melewati tahap penyayatan dan menguliti dahan dengan hati-hati guna memutus sebagian aliran nutrisi dari batang menuju daun dengan harapan akar baru pada batang atas akan segera terbentuk sebagai respon pertahanan hidup dari tanaman, namun pada monstera (dan juga keluarga philodendron lainnya) kita dapat skip bagian ini.

Mencangkok Monstera


Apa saja kiranya bahan yang dibutuhkan? tidak banyak.... simak dibawah ini ya....

Bahan yang dibutuhkan:
  1. Kantong plastik/sabut/apa saja kiranya yang bisa digunakan untuk membungkus media tanam
  2. Tali untuk mengikat
  3. Media tanam yang porous (kondisikan agar media lembab)
Untuk media, saya menggunakan sekam mentah yang dicampur sedikit sekali tanah (tanah berpasir lebih bagus, karena tanaman ini tidak menyukai media yang terlalu menyimpan air, jadi gunakan media yang sangat sarang/porous/berpori agar akar tidak menjadi busuk)

Sederhana bukan bahannya?

Kemudian setelah semua siap, tinggal kita bungkuskan pada akar dimana yang akan hendak kita aktifkan. Tunggu beberapa hari, lihat perkembangannya, jika media mulai mengering hendaknya beri air dengan meneteskannya pada bagian atas ikatan pembungkus, jangan banyak-banyak ya...


Setelah akar aktif telah terbentuk cukup banyak, maka batang pun dapat dipotong dan tanaman dapat ditanam di dalam pot cantik menggunakan ukuran yang sesuai dengan tanaman, tetap gunakan media porous agar akar leluasa tumbuh dan berkembang dengan baik.

Monstera dengan daun kece pasti bagus dipajang pada sudut ruang dimana saja Anda inginkan...

Tertarik untuk mencoba mencangkok monstera...? mudah dan pasti sangat menyenangkan, terlebih dengan tanaman kesayangan kita :)